BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat
sampai agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika
dipanaskan sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur
turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran
perkerasan jalan. (Sukirman,S., 2003).
Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan
atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam
yang ditemukan bersama sama material lain. Aspal dapat diartikan sebagai bahan
pengikat pada campuran beraspal yang terbentuk dari senyawa-senyawa komplek
seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal mempunyai sifat visco-elastis dan
tergantung dari waktu pembebanan. (The Blue Book–Building & Construction,
2009).
Aspal merupakan tingkat paling bawah dari minyak bumi, yang
memiliki banyak sekali manfaat dan kegunaan. Aspal dapat digunakan di dalam
bermacam produk – produk, termasuk:
a. Jalan aspal,
b. Dasar pondasi dan
subdasar,
c. Dinding untuk lubang
di jalanan, trotoar kakilima, jalan untuk mobil,
lereng-
lereng, jembatan-jembatan, dan bidang parkir,
d. Tambalan lubang di
jalanan,
e. Jalan dan penutup
tanah,
f. Atap bangunan, dan
g. Minyak bakar
Aspal Buton (Asbuton) adalah aspal alam yang terkandung dalam
deposit batuan yang terdapat di pulau Buton dan sekitarnya. Jumlah deposit
Asbuton yang mencapai 650 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai negara
penghasil aspal alam terbesar di dunia. Kadar aspal yang terkandung dalam
Asbuton bervariasi, antara 10-40%. Kadar aspal pada Asbuton cukup
besar dibandingkan dengan kadar aspal alam negara-negara lain seperti Amerika
(12-15%) dan Prancis (6-10%). Namun, dengan potensi SDA yang begitu besarnya,
Indonesia masih belum bisa untuk mencukupi kebutuhan aspal dalam negeri. Ini
disebabkan karena Asbuton, sebagai bahan baku pembuatan konstruksi jalan, masih
belum banyak digunakan. Segi mutu, Asbuton masih kalah bersaing dengan
aspal minyak. Kadar aspal Asbuton yang bervariasi, mudah pecah, dan harganya
yang lebih mahal menjadi alasan kenapa Asbuton menjadi jarang dipakai. Namun
seiring dengan terus melonjaknya harga aspal minyak sejak 2002 lalu, maka
penggunaan Asbuton saat ini dinilai lebih murah dan efisien. Asbuton juga
memiliki kelebihan, yaitu titik lembeknya lebih tinggi dari aspal minyak dan
ketahanan Asbuton yang cukup tinggi terhadap panas, sehingga membuatnya tidak
mudah meleleh. Sesuai dengan keluarnya Peraturan Menteri PU No.35/2006, saat
ini pemerintah juga bertekad untuk menggalakkan penggunaan aspal buton
(Asbuton) pada pekerjaan perbaikan, pembangunan dan peningkatan jalan di 14
provinsi tahun ini. Melihat potensi yang ada, maka saat ini dilakukan berbagai
penelitian yang bertujuan untuk bisa memaksimalkan penggunaan Asbuton di tanah
air, khususnya penggunaan Asbuton sebagai
bahan baku perkerasan jalan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,
permasalahan yang akan dibahas meliputi:
a. Apa manfaat penggunaan aspal buton dalam pembangunan jalan saat
ini?
b. Bagaimana
cara penyebaran penggunaan aspal buton untuk perbaikkan jalan?
c. Bagaimana
cara peralihan penggunaan aspal minyak menjadi aspal buton?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang
telah ada, tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat penggunaan aspal buton dalam pembangunan
jalan
2. Melakukan penyebaran penggunaan aspal buton untuk
perbaikkan jalan
3. Mengurangi penggunaan aspal minyak yang digantikan oleh
aspal buton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar