Gunadarma

ug

Sabtu, 07 Mei 2016

Manusia dengan Tanggung Jawab sebagai Khalifah di Bumi.ADN



Assalammualaikum teman ...
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya dapat kembali dengan membahas tema :

Manusia dengan Tanggung Jawab Sebagai Khalifah di Bumi


MANUSIA

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia tidak muncul dengan sendirinya seperti yang telah tertulis dalam al-Quran surat al-Alaq ayat 2yang menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan oleh Allah dari segumpal darah;Al-Quran surat ai-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah;Ai-Quran surat al-Rahman ayat 3 menjelaskan bahwa Al-Rahman (Allah) itulah yang menciptakan manusia.Masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yng menjelaskan bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan.
Manusia diturunkan kebumi ini bukanlah hanya sebagai penghias atau pelengkap dibumi semata,tapi manusia sesungguhnya mempunyai kedudukan,peran dan tugas yang telah melekat padanya yang terbawa sejak ia lahir kedunia yang luar biasa ini.Salah satu perannya adalah manusia sebagai khalifah dibumi.Manusia telah dipilih oleh Allah untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai seorang khalifah dibumi,karena manusia merupakan makhluk yang paling istimewa dibanding dengan makhluk-makhluk yang lainnya.Mereka dipilih untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada dengan cara-cara mereka sendiri dan tanpa melepas tanggung jawab.


TANGGUNG JAWAB


Pengertian tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab bersifat kodrati, yang artinya tanggung jawab itu sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia dan yang pasti masing-masing orang akan memikul suatu tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Apabila seseorang tidak mau bertanggung jawab, maka tentu ada pihak lain yang memaksa untuk tindakan tanggung jawab tersebut. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu: Dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 



KHALIFAH

halifah dan khulafa (jamak) secara bahasa artinya wakil atau pengganti atau orang yang menggantikan orang yang sebelumnya.Al-Quran menyebut kata khalifah dalam surat al-Baqarah :30 dan shad :26, khulafa' (3 kali : al-A'raf : 69,74 ; an-Naml :62), khalaifa (4 kali : al-An-am :145 ; Yunus :14,73 ; fathir : 39) dan masih banyak ayat yang lain yang menyatakan kata bentuknya. Semua dinyatakan dalam arti bahasa, yakni pengganti yang menggantikan umat atau pemimpin terdahulu; menggantikan malaikat untuk mengurus bumi atau mendapat amanah dari Allah untuk mengelola bumi.
Menurut istilah yang lebih khusus lagi pada kekuasaan, berarti orang yang dipilih oleh jama'ah menjadi pemimpin mereka. Khalifah menurut sejarah ialah kepala pemerintahan islam pada zaman sahabat, yaitu dengan bai'at sebagai pernyataan setia dari penduduknya dengan jalan pilihan. Sesudah masa sahabat, sebutan khalifah di pergunakan untuk sebutan kepala pemerintahan tetapi tidak melalui pilihan (kerajaan). Dulu pada saat Abu Bakar As-Shiddiq menjadi pemimpin umat islam, beliau disebut khalifah (pengganti) dari Rasulillah.Lalu ketika Umar ra menggantikan, beliau disebut khalifat-khalifat Rasulillah (pengganti dari pengganti Rasulillah).
Karena gelar ini terlalu panjang, akhirnya Umar ra berinisiatif mengganti gelar itu menjadi Amirul Mukminin (Pemimpin orang-orang mukmin). Semua manusian yang diciptakan Allah di muka bumi adalah khalifah Allah atau pengganti makhluk Tuhan untuk melaksanakan amanah Tuhan sebagai pengelola bumi ini.Allah memberikan amanah kepada semua manusia (khulafa) untuk membangun bumi ini ; bukan kepada Malaikat, Jin, Hewan, Gunung, Langit dan lain sebagainya walaupun mereka juga ciptaan Allah. "(QS.33:72). Manusialah yang sanggup memegang amanah itu karena potensi yang dimiliki oleh manusia.


Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba

Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhluk-makhluk yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk Allah dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab manusia adalah amat luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya. Tanggung jawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya; “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
“Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggungjawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan akan ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaannya.”
(Muttafaq ‘alaih)
Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia dicipta untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya atas setiap usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas yang diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan.

Manusia Sebagai Khalifah Allah

Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia untuk menjadi khalifah atau wakilNya di bumi. Dengan ini manusia berkewajipan menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah. Firman Allah SWT :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan darah, sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis dengan memuji Engkau? Jawab Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.”  (Al-Baqarah:30).
Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia merupakan makhluk yang paling istimewa. Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.” (Al-Ahzab: 72)

Optimalisasi Kemampuan

Dengan berbagai kelebihan tersebut, sangat penting bagi manusia untuk dapat mengembangkan diri dan mengoptimalkan kemampuanya. Optimalisasi kemampuan tercermin dalam pemanfaatan kemampuan dari manusia itu sendiri terhadap potensi-potensi yang dimilikinya. Manusia diberikan kelebihan fisik tersebut guna memasimalkan tugas kekhalifahan di bumi. Dengan otak manusia diharapkan kehidupan di bumi secara umum dapat berkembang dengan baik dan terjaga dari kerusakan. Dengan tangan, manusia diharapkan memiliki kemampuan mencipta, dalam arti memnafaatkan potensi sumber daya dari Allah. Dengan lisan manusia diharapkan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Dari hal-hal tersebut di atas maka jelaslah bahwa optimalisasi kemampuan tercermin dari optimalisasi potensi materi yang dimiliki oleh manusia dari Allah. Sekarang kita bisa melihat hasilnya yaitu dengan adanya kapal, pesawat terbang, motor, mobil, dan teknologi lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk kemashlahatan makhluk- manusia, hewan, dan tumbuhan.

Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Sesungguhnya semua fasilitas yang sudah tersedia di dunia secara gratis seperti tumbuhan, binatang, angin, udara, air dan apapun adalah untuk manusia. Tentunya hal tersebut dimaksudkan untuk membantu kekhalifahan manusia di bumi. Allah berkali-kali mengatakan bahwa dalam melakukan sesuatu hal, janganlah pernah melampaui batas. Artinya manusia harus bisa berlaku normal sebagaimana adanya. Allah mengatakan bahwasanya potensi-potensi alam itu tidak akan pernah habis tetapi hal tersebut berlaku apabila manusia memnafaatkan dengan sewajarnya. Namun, kejadian sekarang ini, akibat pengaruh industrialisasi, seluruh potensi alam hampir habis di serap untuk kepentingan manusia tanpa berpikir baik buruknya sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam ekosistem. Sesungguhnya hal tersebut tidak harus terjadi apabila manusia taat dan patuhpada perintah Allah. Janganlah melampaui batas.
Optimalisasi alam bukanlah dengan tindakan mengeruk sebanyak-banyaknya potensi alam semesta. Akan tetapi, optimalisasi sebenarnya dimaksudkan untuk mengatur semaksimal mungkin perihal pengelolaan alam. Sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Hutan tidak akan habis hanya oleh karena alasan industrialisasi atau perluasan masalah tempat tinggal. Dengan potensi otak manusia telah diberi akal untuk berpikir bagaimana menyeimbangakan segala potensi kehidupan dan alam semesta.
Walaupun Al Quranul Karim telah memberitahu tugas dan tanggungjawab manusia di dunia ini dan diberitahu mereka yang menunaikan tanggung jawab akan masuk ke Syurga, manakala yang tidak bertanggung jawab akan ke Neraka, namun tidak semua manusia percaya berita ini serta beriman dengannya. Bahkan yang percaya dan beriman dengannya pun, karena tidak mampu melawan nafsu serta mempunyai kepentingan-kepentingan peribadi, ramai yang tidak dapat benar-benar memperhambakan diri kepada Allah dan gagal menjadi khalifah-Nya yang mentadbir dan mengurus dunia ini dengan syariat-Nya. Karena itulah Allah Taala berfirman dalam surat Saba 13 :
 Artinya: “Sedikit sekali daripada hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’: 13)
Keoptimalan peran manusia sebagai khalifah dibumi akan tercapai dengan sempurna apabila manusia dapat memanfaatkan segala pikiran hebatnya yang dianugerahkan dari Allah dengan menciptakan teknologi yang canggih dengan berdasarkan nilai-nilai keilahiyahan (sifat-sifat Allah -Asmaul Husna-) dan keislaman dengan kemampuan seni mengatur keseimbangan potensi alam dan lainnya dengan dipimpin oleh seorang khalifah yang robbani yang memerintah berdasarkan Syariat Islam. Apabila hal-hal tersebut tidak tercapai seluruhnya maka tidak pula tercapai keoptimalisasian peran kekhalifahan manusia. Kalaupun terjadi, maka hal tersebut belum dan tidak maksimal. Jadi, pada dasarnya setiap umat manusia mengemban tugas yang maha penting untuk memerankan kekhalifhan di bumi.

Cukup sekian dan terima kasih..
Semog bermanfaat..

Wassalammualaikum wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar