Gunadarma

ug

Senin, 02 Oktober 2017

Penggunaan Aspal Buton Terhadap Kerusakkan Jalan di Daerah Depok, Jawa Barat



BAB 1
PENDAHULUAN


1.1        LATAR BELAKANG
Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan. (Sukirman,S., 2003).
Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditemukan bersama sama material lain. Aspal dapat diartikan sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal yang terbentuk dari senyawa-senyawa komplek seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. (The Blue Book–Building & Construction, 2009).
Aspal merupakan tingkat paling bawah dari minyak bumi, yang memiliki banyak sekali manfaat dan kegunaan. Aspal dapat digunakan di dalam bermacam produk – produk, termasuk:
a.       Jalan aspal,
b.      Dasar pondasi dan subdasar,
c.       Dinding untuk lubang di jalanan, trotoar kakilima, jalan untuk mobil,
          lereng- lereng, jembatan-jembatan, dan bidang parkir,
d.      Tambalan lubang di jalanan,
e.       Jalan dan penutup tanah,
f.       Atap bangunan, dan
g.      Minyak bakar
Aspal Buton (Asbuton) adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan yang terdapat di pulau Buton dan sekitarnya. Jumlah deposit Asbuton yang mencapai 650 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil aspal alam terbesar di dunia. Kadar aspal yang terkandung dalam Asbuton bervariasi, antara 10-40%. Kadar aspal pada Asbuton cukup besar dibandingkan dengan kadar aspal alam negara-negara lain seperti Amerika (12-15%) dan Prancis (6-10%). Namun, dengan potensi SDA yang begitu besarnya, Indonesia masih belum bisa untuk mencukupi kebutuhan aspal dalam negeri. Ini disebabkan karena Asbuton, sebagai bahan baku pembuatan konstruksi jalan, masih belum banyak digunakan. Segi mutu, Asbuton masih kalah bersaing dengan aspal minyak. Kadar aspal Asbuton yang bervariasi, mudah pecah, dan harganya yang lebih mahal menjadi alasan kenapa Asbuton menjadi jarang dipakai. Namun seiring dengan terus melonjaknya harga aspal minyak sejak 2002 lalu, maka penggunaan Asbuton saat ini dinilai lebih murah dan efisien. Asbuton juga memiliki kelebihan, yaitu titik lembeknya lebih tinggi dari aspal minyak dan ketahanan Asbuton yang cukup tinggi terhadap panas, sehingga membuatnya tidak mudah meleleh. Sesuai dengan keluarnya Peraturan Menteri PU No.35/2006, saat ini pemerintah juga bertekad untuk menggalakkan penggunaan aspal buton (Asbuton) pada pekerjaan perbaikan, pembangunan dan peningkatan jalan di 14 provinsi tahun ini. Melihat potensi yang ada, maka saat ini dilakukan berbagai penelitian yang bertujuan untuk bisa memaksimalkan penggunaan Asbuton di tanah air, khususnya penggunaan Asbuton sebagai bahan baku perkerasan jalan.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang akan dibahas meliputi:
 a.    Bagaimana penggunaan aspal buton dalam pembangunan jalan saat ini?
 b.    Bagaimana cara penyebaran penggunaan aspal buton untuk perbaikkan jalan?
 c.    Bagaimana cara peralihan penggunaan aspal minyak menjadi aspal buton?

1.3    Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan yang telah ada, tujuan dari penulisan ini adalah untuk melestarikan aspal buton, dan mengurangi penggunaan aspal minyak yang digantikan oleh aspal buton.