Pengaruh
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Terhadap
Kemiskinan
Makalah ini
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah
Ilmu Sosial Dasar
Disusun
Oleh :
Annisa
Dievy Nafilah
Kelas
1TA03
NPM
10315862
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN
PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK
2015
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu dalam rangka
melengkapi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar yang berjudul Pengaruh Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Kemiskinan. Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Allah SWT.
2. Ayah dan Bunda tercinta
3. Bapak Emilianshah Banowo selaku dosen pengajar
Ilmu Sosial Dasar
Penulis
menyadari bahwa makalah ini belumlah sempuna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnakan makalah
ini.
Jakarta,
Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1.
Latar Belakang
1
I.2.
Rumusan Masalah 1
BAB
II PEMBAHASAN 2
II.1
Ilmu Pengetahuan 2
II.2
Teknologi 3
II.3
Kemiskinan 4
II.4
IPTEK dan Kemiskinan 6
BAB
III PENUTUP 7
III.1
Kesimpulan 7
III.2
Saran 7
DAFTAR
PUSAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Berbicara tentang ilmu pengetahuan, teknologi
dan kemiskinan tidak mustahil kita akan melihat ke masa lampau atau masa depan
yang penuh dengan ketidakpastian. Yang mungkin permasalahannya adalah
kontinuitas dan perubahan, harmoni dan disharmoni.
Bahasa “ilmu
pengetahuan” sudah lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terdiri dari
dua kata yaitu “ilmu” dan “pengetahuan”. Namun, berbicara tentang pengetahuan
saja akan menghadapi berbagai masalah, seperti kemampuan kita dalam memahami
fakta pengalaman dan dunia realitas, hakihat pengetahuan, kebenaran, kebaikan,
membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan dan sebagainya.
Teknologi dalam
penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyonsong masa depan, sudah diberi
kepercayaan yang mendalam. Dia dapat mempermudah kegiatan manusia, meskipun
mempunyai dampak sosial yang muncul sering lebih penting artinya daripada
kehebatan teknologi itu.
Kemiskinan sendiri
merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai perjuangan yang akan
memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari cita-cita
masyarakat adil dan makmur. Berbicara tentang kemiskinan akan menghadapkan kita
pada persoalan lain, seperti persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi
manusia dalam lingkungan sosial dan persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu
pengetahuan (ekonomi) dan teknologi memanfaatkan sumber daya alam untuk
mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat.
I.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, adalah tugas penulis
untuk menjelaskan masing-masing pengertian judul dan keterkaitannya. Mengenai
batasan dan rumusan masalah pada makalah ini, kami mengutamakan pada 2 point,
yaitu :
1.
Apakah ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan itu ?
2.
Bagaimana kaitan
antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kemiskinan ?
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1 Ilmu Pengetahuan
Di kalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat,
bahwa “ilmu” itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur,
yang diperoleh dalam pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis,
metodis, rasional/ logis, empiris, umum dan akumulatif. Sedangkan dalam
memberikan pengertian pada “pengetahuan”,Bacon dan David Home,
menyatakan pengetahuan sebagai pengalaman indera dan bathin, Immanuel
Kant menyatakan bahwa pengetahuan merupakan persatuan antara budi dan
pengalaman, sedangkan teori Phyrro menjelaskan bahwa tidak ada
kepastian dalam pengetahuan.
Dari pandangan diatas,
kita memperoleh sumber-sumber pengetahuan yaitu : ide, kenyataan, kegiatan akal
budi, pengalaman atau meragukan karena tidak adanya sarana untuk mencapai
pengetahuan yang pasti. Sedangkan secara umum, dapat diartikan bahwa
pengetahuan adalah kesan dalam pemikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
inderanya yang berbeda sekali dengan kepercayaan, dan penerangan-penerangan
yang keliru.
Dari pengertian ilmu
dan pengetahuan di atas, dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan kekuatan
pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol dengan kritis oleh setiap
orang yang ingin mengetahuinya.
Unsur pokok dalam
suatu ilmu pengetahuan adalah :
1.
Pengetahuan,
sebagaimana pengertian di atas.
2.
Tersusun secara sistematis.
Tidak semua pengetahuan merupakan ilmu, hanyalah pengetahuan yang tersusun
secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Sistematik berarti
urutan-urutan strukturnya tersusun sebagai suatu kebulatan. Sehingga akan jelas
tergambar apa yang merupakan garis besar dari ilmu pengetahuan yang
bersangkutan. Sistem tersebut adalah sistem konstruksi yang abstrak dan
teratur. Artinya, setiap bagian dari suatu keseluruhan dapat dihubungkan satu
dengan lainnya. Abstrak berarti bahwa konstruksi tersebut hanya ada dalam
pikiran, sehingga tidak dapat diraba ataupun dipegang. Ilmu pengetahuan harus
bersifat terbuka artinya dapat ditelaah kebenarannya oleh orang lain.
3.
Menggunakan pemikiran
yaitu menggunakan akal sehat. Pengetahuan didapatkan melalui kenyataan dengan
melihat dan mendengar serta melalui alat-alat komunikasi.
4.
Dapat dikontrol secara
kritis oleh orang lain atau masyarakat umum.
Ilmu pengetahuan harus
dapat dikemukakan, harus diketahui oleh umum sehingga dapat diperiksa dan
dikontrol umum yang mungkin berbeda pemahamannya.
Dari sudut
penerapannya, ilmu pengetahuan dibedakan antara ilmu pengetahuan
murni dan ilmu pengetahuan terapan. Ilmu pengetahuan murni
bertujuan membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak untuk
mempertinggi mutunya. Ilmu pengetahuan terapan bertujuan menggunakan dan
menerapkan ilmu pengetahuan tersebut ke dalam masyarakat untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam kehidupan di
dunia ini, manusia tidak akan pernah lepas dari keterkaitan dengan pemanfaatan ilmu
pengetahuan. Sebagai fithrah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain
adalah adanya akal pikiran manusia yang menjadi dasar munculnya ilmu
pengetahuan. Dalam hidup ini, manusia selalu menggunakan ilmu pengetahuan untuk
mempermudah kegiatan mereka. Ilmu pengetahuan selain tersusun secara sistematis
dengan menggunakan kekuatan pemikiran juga harus mengandung nilai etis dan
moral. Yaitu bermakna, berarti atau berguna bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan
ilmu pengetahuan hendaknya didasari pada hal-hal yang asasi, untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia. Ilmu pengetahuan yang tidak dilandasi dengan etika dan
moral hanya akan membawa penderitaan bagi orang lain. Karenanya, alangkah
sangat bijaksana apabila manusia dapat memanfaatkan ilmunya untuk mempelajari
berbagai gejala atau peristiwa yang mempunyai manfaat bagi manusia.
Dunia modern saat ini
tidak bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah, sebab manusia hidup dalam
satu dunia, hasil ilmu pengetahuan harus membawakan manfaat bagi kehidupan manusia
bukan penderitaan. Manusia dalam pekerjaan ilmiah tidak hanya bekerja dengan
akal budi saja, melainkan dengan seluruh eksistensinya dengan seluruh
keberadaannya, dengan hatinya dan dengan panca inderanya. Sehingga manusia
dalam mengambil keputusannya, membuat pilihannya terlebih dahulu mendapatkan
pertimbangan dengan ajaran agama, nilai etika dan norma kesusilaan.
Konteks ilmu dengan
ajaran agama dalam rangka meningkatkan ilmuwan itu sendiri sejajar dengan orang
yang beriman pada derajat yang tinggi, sebagai pemegang amanat khalifah di muka
bumi.
II.2 Teknologi
Menurut Walter Buckingham yang dimaksud dengan teknologi adalah
ilmu pengetahuan yang diterapkan ke dalam seni industri, oleh karenanya
mencakup alat-alat yang memungkinkan terlaksananya efisiensi kerja menurut
keragaman kemampuan.
Atau menurut
pengertian lain, teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu
masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan dan skala nilai yang ada. Kalau ilmu dasar bertujuan untuk
mengetahui lebih banyak dan memahami lebih mendalam tentang alam semesta dengan
isinya, teknologi bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta
untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia. Hubungan ilmu pengetahuan
dengan teknologi sering diungkapkan sebagai berikut :
Ilmu tanpa teknologi
adalah steril dan teknologi tanpa ilmu adalah statis (Ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan
teknologi tanpa ilmu tidak berakar.
Yang dimaksud dengan
teknologi tepat guna adalah suatu teknologi yang telah memenuhi tiga syarat
utama yaitu :
a. Persyaratan Teknis,
yang termasuk di dalamnya adalah :
·
memperhatikan
kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin
bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin
menggunakan bahan impor.
·
jumlah produksi harus
cukup dan mutu produksi harus diterima oleh pasar yang ada.
·
menjamin agar hasil
dapat diangkut ke pasaran dan masih dapat dikembangkan, sehingga dapat
dihindari kerusakan atas mutu hasil.
·
memperlihatkan
tersedianya peralatan serta operasi dan perawatannya.
b. Persyaratan Sosial,
meliputi :
·
memanfaatkan
keterampilan yang sudah ada
·
menjamin timbulnya
perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang
·
menekan seminimum
mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan bertambahnya pengangguran.
·
membatasi sejauh
mungkin timbulnya ketegangan sosial dan budaya dengan mengatur agar peningkatan
produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu sehingga terwujud keseimbangan
sosial dan budaya yang dinamis.
1.
Persyaratan Ekonomik,
yaitu :
·
membatasi sedikit
mungkin kebutuhan modal
·
mengarahkan pemakaian
modal agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional
·
menjamin agar hasil
dan keuntungan akan kembali kepada produsen
·
dapat mengarahkan
lebih banyak produsen ke arah cara penghitungan ekonomis yang sehat.
Teknologi, selain
menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia, terutama mempermudah
pelaksanaan kegiatan dalam hidup, juga memiliki berbagai dampak negatif jika
tidak dimanfaatkan secara baik. Contoh masalah akibat perkembangan teknologi
adalah kesempatan kerja yang semakin kurang sementara angkatan kerja makin
bertambah, masalah penyediaan bahan-bahan dasar sebagai sumber energi yang
berlebihan dikhawatirkan akan merugikan generasi yang akan datang
II.3 Kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu
bentuk problema yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya pada
negara-negara yang sedang berkembang. Kemiskinan yang dimaksud adalah
kemiskinan dalam bidang ekonomi. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan
apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok
seperti pangan, pakaian dan tempat berteduh.Atau dengan pendapat lain, yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Kemiskinan bukanlah
suatu yang terwujud dengan sendiri terlepas dari aspek-aspek lainnya, tetapi
kemiskinan itu terwujud sebagai hasil interaksi antara berbagai aspek yang ada
dalam kehidupan manusia. Terutama aspek sosial dan aspek ekonomi. Aspek sosial
adalah adanya ketidaksamaan sosial di antara sesama warga masyarakat yang
bersangkutan, seperti perbedaan suku bangsa, ras, kelamin, usia yang bersumber
dari corak sistem pelapisan yang ada dalam masyarakat. Sedangkan aspek ekonomi
adalah adanya ketidaksamaan di antara sesama warga masyarakat dalam hak dan
kewajiban yang berkenaan dengan pengalokasian sumber-sumber daya ekonomi.
Sementara itu
klasifikasi atau penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin
ditetapkan dengan menggunakan tolak ukur utama, yaitu :
·
Tingkat pendapatan.
Misalkan saja di Indonesia, tingkat pendapatan digunakan ukuran kerja
waktu sebulan. Dengan adanya tolak ukur ini, maka jumlah dan siapa yang
tergolong dalam orang miskin dapat diketahui. Atau dengan menggunakan batas
minimal jumlah kalori yang dikonsumsi, yang diambil persamaannya dalam kg
beras.
·
Kebutuhan relatif per
keluarga. Dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang harus dipenuhi dalam
sebuah keluarga agar dapat melangsungkan kehidupannya secara sederhana tetapi
memadai sebagai warga masyarakat yang layak.
Jika dikaitkan dengan
kemakmuran, maka ada dua persepsi masyarakat yang cukup berlawanan tentang hal
ini. Persepsi pertama adalah yang berpikir rasional dan eksak. Bahwa kemakmuran
seseorang diukur dengan jumlah serta nilai bahan-bahan dan barang-barang yang
dimiliki atau dikuasai untuk memelihara dan menikmati hidupnya. Semakin banyak jumlah
dan makin tinggi nilainya, maka akan makin tinggi taraf kemakmuran hidupnya.
Sedangkan persepsi kedua adalah pandangan masyarakat umum, terutama pedesaan.
Mereka beranggapan bahwa kemakmuran tidaklah berbeda dengan kebahagiaan.
Seseorang akan merasa makmur bila sudah ada keserasian antara
keinginan-keinginan dan keadaan materil atau sosial yang dimiliki atau
dikuasainya. Karenanya mereka selalu berusaha untuk menyeimbangkan antara
keinginan dan keadaan materinya. Jika keinginan mereka berlebih, sementara
keadaan materil mereka tidak mencukupi maka mereka harus mengurangi keinginan
yang ada. Begitu juga sebaliknya.
Kemiskinan menurut
pendapat umum dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu :
1.
Kemiskinan yang
disebabkan aspek badaniah atau mental seseorang. Pada aspek badaniah, biasanya
orang tersebut tidak bisa berbuat maksimal sebagaimana manusia lainnya yang
sehat jasmani. Sedangkan aspek mental, biasanya mereka disifati oleh sifat
malas bekerja dan berusaha secara wajar, sebagaimana manusia lainnya.
2.
Kemiskinan yang
disebabkan oleh bencana alam. Biasanya pihak pemerintah menempuh dua cara,
yaitu memberi pertolongan sementara dengan bantuan secukupnya dan
mentransmigrasikan ke tempat hidup yang lebih layak.
3.
Kemiskinan buatan atau
kemiskinan struktural. Selain disebabkan oleh keadaan pasrah pada kemiskinan
dan memandangnya sebagai nasib dan takdir Tuhan, juga karena struktur ekonomi,
sosial dan politik
Usaha memerangi
kemiskinan dapat dilakukan dengan cara memberikan pekerjaan yang memberikan
pendapatan yang layak kepada orang-orang miskin. Karena dengan cara ini bukan
hanya tingkat pendapatan yang dinaikkan, tetapi harga diri sebagai manusia dan
sebagai warga masyarakat dapat dinaikkan seperti warga lainnya. Dengan lapangan
kerja dapat memberikan kesempatan kepada mereka untuk bekerja dan merangsang
berbagai kegiatan-kegiatan di sektor ekonomi lainnya.
II.4 IPTEK dan Kemiskinan
Ilmu pengetahuan, teknologi dan kemiskinan
memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
dua hal yang tak terpisahkan dalam peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani.
Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui “apa” sedangkan teknologi
mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan
sedangkan teknologi sebagai seni yang berhubungan dengan proses produksi,
berkaitan dalam suatu sistem yang saling berinteraksi. Teknologi merupakan
penerapan ilmu pengetahuan, sementara teknologi mengandung ilmu pengetahuan di
dalamnya.
Bila ditelaah, ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum
pernah dibayangkan. Padahal manusia dalam pekerjaan ilmiahnya tidak hanya
bekerja dengan akal budinya, melainkan dengan seluruh eksistensinya. Oleh
karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran)
dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral dan bersikap netral
terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan
terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan
moral dan ajaran agama. Ilmuwan selaku ahli teknologi harus bersikap mempunyai
tanggung jawab sosial, yakni tanggung jawab terhadap masyarakat menyangkut asas
moral mengenai penelitian etis terhadap obyek penelaahankeilmuan dan penggunaan
pengetahuan ilmiah (teknologi) dengan segala akibat sosialnya.
Dalam hal kemiskinan
struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia lainnya yang timbul
dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi dan sosial buatan
manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan kemiskinan, karena
mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental. Sebab kemiskinan
diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini pola relasi antara
manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan mekanisme pasar.
Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem kemasyarakatan.
Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB
III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dari penulisan di atas penulis
memberi kesimpulan sebagai berikut :
1.
Ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan yang tersusun dengan sistematis dengan menggunakan kekuatan
pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan dikontrol dengan kritis oleh setiap
orang yang ingin mengetahuinya.
2.
Teknologi adalah
pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua
alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan skala nilai yang ada
3.
Kemiskinan yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang
dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
4.
Ada kaitan yang
erat antara iptek dan kemiskinan yang dialami oleh masyarakat terutama pada
negara yang sedang berkembang sepertiIndonesia.
III.2 Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas kami memberikan saran :
1.
Pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari harus memperhatikan
banyak hal sehingga dapat betul-betul bermanfaat bagi kehidupan manusia tanpa
menimbulkan dampak yang begitu berbahaya.
2.
Penulisan makalah ini
tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini sangatlah diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA